Jemaat Jayapura Mengucapkan

Gereja KIBAID Jemaat Jayapura mengucapkan, Selamat Datang di Blog ini dan Terima Kasih atas Kunjungan Anda, Kiranya Blog ini menjadi berkat bagi Anda



Sabtu, 29 Oktober 2011

Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?

oleh: Pdt. Markus Djoni, S.Th
Gembala Sidang Pos PI Manokwari-Papua Barat

I) Keselamatan karena perbuatan baik.
   Sebagian besar manusia di muka bumi ini, dan juga semua agama-agama lain di luar kristen, percaya / mengajarkan bahwa orang bisa selamat / masuk surga karena perbuatan baik. Tetapi sebetulnya ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena:
1) Manusia tidak bisa berbuat baik.
Ini dinyatakan secara jelas oleh Kitab Suci.
Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.

Kej 8:21b - “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya”.

·     Maz 58:4 - “Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat”.
·    Titus 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
Apakah benar bahwa manusia tidak bisa berbuat baik? Tidak bisakah seseorang, pada waktu melihat orang miskin / menderita, lalu menolongnya tanpa pamrih? Tentu bisa! Lalu apakah itu bisa disebut sebagai perbuatan baik? Dalam pandangan manusia, ya! Tetapi dalam pandangan Tuhan, tidak! Mengapa? Karena dalam pandangan Tuhan, supaya suatu perbuatan bisa disebut baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat ini:
a) Perbuatan baik itu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah.
1Kor 10:31 - “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.
b) Perbuatan baik itu harus dilakukan karena cinta kepada Allah.
Yoh 14:15 - “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu”.
Ingat bahwa 2 hal di atas ini tak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Bdk. Ro 3:10,11,18 yang mengatakan bahwa tidak ada manusia (ini jelas menunjuk kepada manusia di luar Kristus, tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya) yang benar, yang berakal budi, yang mencari Allah, atau yang takut kepada Allah.
Manusia bisa saja berusaha berbuat baik, berjuang bagi agamanya, ingin masuk surga, dsb. Tetapi ‘mengasihi Allah’ dan ‘hidup untuk kemuliaan Allah’ adalah 2 hal yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia di luar Kristus.
Kalau 2 hal di atas ini tidak dipenuhi, maka bisalah dikatakan bahwa perbuatan baik itu dilakukan tanpa mempedulikan Allah! Bisakah itu disebut baik?


2) Andaikatapun manusia bisa berbuat baik, bagaimana dengan dosa-dosa yang telah ia lakukan maupun yang akan ia lakukan? Ingat bahwa perbuatan baik tidak bisa menghapus dosa!
Kitab Suci dengan jelas menyatakan hal itu.
· Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.
· Gal 2:21b - “... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Illustrasi: Misalnya suatu hari saudara naik kendaraan bermotor dan melanggar rambu lalu lintas, dan lalu seorang polisi menilang saudara. Saudara akan disidang 1 minggu yang akan datang. Sementara menung-gu saat persidangan, saudara lalu mau ‘menebus dosa’ saudara dengan berbuat baik. Saudara menghibur tetangga yang kesusahan, membelikan obat untuk tetangga yang sakit, dsb. Pada saat persidangan, hakim bertanya: Apakah saudara, pada tanggal ini, di jalan ini, melanggar rambu lalu lintas ini? Saudara lalu menjawab: Benar Pak Hakim, tetapi, saya sudah menebus dosa dengan berbuat baik. Ini ada 3 saksi yang mene-rima kebaikan saya. Sekarang pertanyaannya: kalau hakim itu waras, apakah orang itu akan dibebaskan dari hukuman?
Illustrasi ini jelas menunjukkan bahwa ditinjau dari sudut hukum dunia / negarapun, tidak mungkin perbuatan baik bisa menutup dosa!
Allah tahu akan hal ini (yaitu bahwa manusia tidak bisa selamat karena perbuatan baiknya), tetapi Ia mau menyelamatkan manusia yang berdosa itu. Lalu bagaimana caranya? Memasukkan manusia berdosa ke surga begitu saja? Memang ada agama yang percaya hal ini. Mereka percaya bahwa Allah itu maha pengasih dan pengampun, sehingga Ia akan memasukkan orang berdosa ke surga begitu saja, tanpa ada yang membayar dosa-dosanya. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak bisa berbuat demikian karena Ia adalah Allah yang suci, yang tidak bisa bersatu dengan manusia berdosa, dan Ia adalah Allah yang adil, yang tidak bisa tidak menghukum manusia yang berdosa!
Jadi bagaimana? Ia harus menjatuhkan hukuman tetapi Ia ingin manusia bisa t6erhindar dari hukuman tersebut. Jadi, harus ada seseorang yang menjadi pengganti dalam menerima / memikul hukuman dari Allah tersebut. Tetapi siapa? Seorang manusia biasa? Tidak mungkin, karena semua manusia berdosa, sehingga tidak mungkin memikul hukuman untuk orang lain. Seorang malaikat? Kalau demikian maka Allah menjadi tidak adil, karena manusia yang berdosa, malaikat yang dihukum. Jadi satu-satunya cara adalah Ia sendiri yang harus menebus dosa itu / membayar hutang dosa itu! Dan karena ‘upah dosa ialah maut’ (Ro 6:23), sedangkan sebagai Allah Ia tidak bisa mati, maka Allah harus menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, supaya Ia bisa mati menebus dosa kita!


II) Kristus adalah substitute (= pengganti) kita.
Bahwa Kristus adalah substitute (= pengganti) kita terlihat dari text khotbah hari ini, yaitu Yes 53:4-6 dan 2Kor 5:15.
Yes 53:4-6 - “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.
2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Tetapi hal itu juga bisa terlihat dari:
1) Fakta bahwa Kristus tidak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).
Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia mati, Ia mengalami hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia mati, Ia mengalaminya untuk kita!
2) Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah salib, bukan penggal, rajam dsb. Mengapa harus salib? Karena salib adalah hukuman yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Ul 21:23 Gal 3:10,13).
Karena Kristus ingin menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban!
Memang sebetulnya kalau Kristus mati melalui hukuman gantung, maka Ia memang mengalami kematian yang terkutuk. Tetapi hukuman gantung tidak memenuhi satu persyaratan lain, yaitu kematianNya haruslah kematian yang berdarah. Mengapa harus demikian? Karena type-type tentang Kristus dalam Perjanjian Lama adalah hal-hal yang berdarah, seperti binatang untuk korban dosa, domba Paskah, dsb. Jadi, satu-satunya kematian yang bisa dialami oleh Kristus, kalau Ia mau menjadi Penebus dan pemikul kutuk kita, adalah kematian melalui salib.
Saya pernah menonton sebuah film dimana ada orang yang berkata: andaikata Kristus hidup pada abad 20, maka orang kristen tidak akan berkalungkan salib, tetapi sebuah kursi listrik kecil! Ini omong kosong yang bodoh dari orang yang tidak mengerti theologia! Kristus tidak bisa mati dengan cara dipenggal, dirajam, ditembak, melalui kamar gas ataupun kursi listrik. Ia harus mati melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Ia tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita!

3) Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.
Kristus mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, seperti:
· pencambukan.
Ingat bahwa Ia dicambuki dengan cambuk Romawi, yaitu tali-tali kulit yang diberi besi-besi tajam, tulang-tulang yang diruncingkan, sehingga pencambukan itu betul-betul menghan-curkan punggungNya.

· penyaliban.
Bisakah saudara bayangkan sakitnya kalau paku-paku menebus tangan dan kaki saudara? Dan bagaimana penderitaan saudara kalau setelah itu saudara digantungkan selama berjam-jam sampai saudara mati? Itulah yang Yesus alami bagi saudara!
Kristus memang harus mengalami penderitaan yang luar biasa ini, karena penderitaan di neraka juga luar biasa hebatnya!

4) Kristus menolak anggur bius (Mat 27:34).
Banyak penafsir beranggapan bahwa Ia menolak anggur itu, karena anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi rasa sakit. Yesus sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya dikurangi. Seandainya Ia mau meminum anggur tersebut, dan rasa sakitnya dikurangi 10 %, maka Ia hanya memikul 90 % hukuman dosa kita. Itu akan berarti bahwa sekalipun kita percaya kepada Kristus, dosa kita hnaya diampuni 90 %, dan yang 10 % sisanya harus kita tanggung sendiri. Itu memastikan kita masuk neraka selama-lamanya. Tetapi Kristus menolak minuman itu, karena Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita! Karena itu kalau kita percaya kepada Dia, kita diampuni dari seluruh dosa-dosa kita.

5) Kristus mengalami kehausan (Yoh 19:28 bdk. Maz 22:16).
Ingat bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam Luk 16:23-24. Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada Yesus!
6) Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah (Mat 27:46).
Keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2 2Tes 1:9). Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya.

7) Kristus mati.
Upah dosa ialah maut (Ro 6:23), dan karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami kematian.
Karena itu, orang yang percaya Yesus, sekalipun tetap mengalami kematian, tetapi tidak mengalami kematian itu sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai pintu gerbang menuju surga!


III) Keselamatan karena iman.
Karena Kristus sudah menjadi substitute (= pengganti) kita, maka sekarang untuk selamat / masuk surga kita tidak perlu melakukan apa-apa! Hanya percaya / beriman kepada Yesus!
Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
· Ro 3:27-28 - “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”.

· Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

· Ef 2:8-9 - “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Banyak orang keberatan dengan ajaran ini, karena seseorang bisa masuk surga dengan begitu mudah. Tetapi keselamatan jadi mudah untuk kita krsn Kristus sudah berjerih payah dan bahkan mati bagi kita.
Illustrasi: Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas’. Pekerja itu menjawab: ‘Tidak sukar sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya tinggal masuk ke dalam lift itu dan lift itu akan membawa saya naik atayu turun’. Lalu penginjil itu berkata: ‘Sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus / percaya kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!’
Sudahkah saudara selamat / percaya kepada Yesus? Kalau ya, saudara harus memenuhi 2 tanda ini:

1) Keyakinan akan keselamatan.
Adalah sesuatu yang tak masuk akal bahwa ada banyak orang mengaku kalau mereka percaya bahwa Yesus sudah mati memikul semua dosa-dosa mereka, tetapi pada saat yang sama mereka masih ragu-ragu / tidak yakin bahwa mereka akan masuk ke surga! Ini adalah suatu kontradiksi! Kalau memang saudara percaya bahwa Yesus sudah membayar semua dosa saudara, lalu dosa apalagi yang menyebabkan saudara mengira masih bisa masuk neraka?

2) Ada perubahan hidup ke arah yang positif dalam diri saudara.
Sekalipun perbuatan baik tidak punya andil dalam menyelamatkan kita, tetapi perbuatan baik / perubahan hidup ke arah positif pasti ada dalam diri orang yang betul-betul percaya kepada Yesus! Mengapa? Karena orang yang percaya pasti menerima Roh Kudus (Yoh 7:38-39 Ef 1:13-14), yang akan mengeluarkan buah Roh (Gal 5:22-23).
Perubahan hidup itu harus ada:
a) Dalam hal rohani.
Misalnya: kerinduan akan Firman Tuhan, doa, berbakti dsb.
b) Dalam hidup sehari-hari.
Misalnya: menjadi lebih sabar, membuang perzinahan, dusta dan segala dosa-dosa lain.
Penutup / kesimpulan:
Apakah saudara sudah mempunyai keyakinan akan keselamatan saudara dan perubahan hidup ke arah yang positif sebagai bukti iman saudara? Kalau belum, saudara belum selamat! Percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara saat ini juga, supaya saudara betul-betul diselamatkan!

Silakan meninggalkan komentar, terima kasih!

PERAN JEMAAT MISIONER DALAM PERTUMBUHAN GEREJA

Oleh: Pdt. Theopilus Maupa’

PENDAHULUAN
Pada Sidang Sinode Am (SSA) XIV Gereja KIBAID tanggal 27-30 Mei 2008 di Rantepao Tana Toraja telah ditetapkan visi Gereja KIBAID untuk periode 2008-2012 yaitu ”Terwujudnya Jemaat Misioner”.  Visi ini menjadi arah dan tujuan organisasi Gereja KIBAID dalam pembinaan dan pengembangan pelayanan warga jemaat.  Visi ini juga  diharapkan dapat membangkitkan antusiasme dan komitmen dari seluruh warga Gereja KIBAID menjadi warga yang misioner untuk mewujudkan amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.

      Yesus berkata: ”… Aku  akan mendirikan jemaatKU dan alam maut tidak akan mengusainya (Mat 16:18).  Di sini Yesus menggambarkan gerejaNya sebagai kekuatan yang akan menang.  Penyebab kemenangan Gereja terletak pada kekuatan Tuhan yang tidak dapat dikalahkan. Umat Tuhan akan menang karena Tuhan yang memimpin mereka.  Karena itu Gereja dapat menggunakan selengkap senjata Tuhan (Ef 6:11-17) dan tanpa gentar. Gereja dapat menyusup masuk ke mana pun dan di semua tempat di mana kejahatan berdiam . jadi alangkah indahnya dan idealnya posisi gereja itu.  Peluang dan kesempatan seprti itu dapat dimanfaatkan oleh warga jemaat jika jemaat menjadi  misioner.

Pengertian Jemaat Misioner
A. Misioner artinya bersifat misi
B. Misi adalah:
Ø  Perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan suatu tugas khusus di bidang ddiplomatik, politik, perdagangan, kesenian dan lain-lain.
Ø  Kegiatan menyebarkan kabar gembira atau Injil dan mendirikan jemaat-jemaat setempat, yang dilakukan atas dasar pengutusan sebagai kelanjutan misi Kristus.
Ø  Tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme dan lain-lain.

C. Jadi Jemaat misioner adalah jemaat yang sadar akan kewajibannya yang harus dilakukan     kepada Yesus, GerejaNya dan dunia.
Jemaat yang misioner bukanlah superboy atau superman, bukanlah jemaat yang serba bisa, manusia setengah dewa yang mahir dalam segala bidang. Jemaat yang misioner ialah ketika menemukan rancangan Tuhan bagi dirinya, kemudian menjalani kehidupannya sesuai dengan rancangan itu.  Dengan kata lain, tampil sebagai jemaat yang mendayagunakan potensi yang Tuhan karuniakan kepadanya, baik bakat maupun karunia roh.  Jadi jemaat yang misioner adalah jemaat yang menganut pepatah ”The right man on the right place”.  Ia adalah orang tepat di tempat yang tepat.

Persoalannya ialah banyak orang yang tidak menerima dirinya sendiri, ia maunya seperti orang lain. Tentu ia akan gagal dalam bersaing di bidang keunggulan orang lain.  Tuhan tidak menghendaki kita demikian.  Justru karena itu Tuhan memberikan bakat dan karunia yang berbedda-beda kita agar kita melakonkan peran yang dirancang oleh Tuhan kepada kita, itu pulalah yang akan diperttanggungjawabkan kelak.

Adapun ciri-ciri Jemaat misioner seperti yang terkandung dalam visi dan misi Gereja KIBAID adalah: menghormati otoritas Alkitab, haus dan llapar akan Firman Allah, kehidupan doa yang konsisten, setia dallam ibadah, kuat dalam persekutuan, sehat dalam kehidupan kelaurga, pengelola yang bertanggung jawab, mempraktekkan karunia rohani, memiliki kesaksian yang baik, penginjilan yang berkesinambunagan, pemuridan yang teratur dan terbuka pada perubahan.

Komponen Pertumbuhan Gereja
Tujuan Jemaat Misioner adalah agar Gereja dapata bertumbuh.  Ada tiga komponen        pertumbuhan Gereja:
  • Pertumbuhan kuantitatif
Pertumbuhan kuantitatif atau jumlah sering disebut dalam Kisah Para Rasul, sehingga pertumbuhan kuantitatif adalah alkitabiah.  Gereja mula-mula bertumbuh secara kuantitatif dari 120 orang bertambah menjadi 3.120 orang, kemudian bertambah lagi enjadi 5.000 orang, dan terus bertambah menjadi puluhan ribu orang dalam waktu yang relatif singkat (Kis 2:41; 4:4; 6:7; 11:21; 21:20).

  • Pertumbuhan Kualitatif
  • Di samping pertumbuhan secara kuantitatif, Gereja harus bertumbuh secara kualitatif.  Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 dijelaskan tentang orang-orang percaya yang sedang bertumbuh secara kualitatif dalam hubungan mereka dengan Kristus dan diantara orang-orang percaya. Pertumbuhan kualitatif ini dicerminkan dalam perubahan tingkah laku dan karakter, dimana mereka hidup dalam ketakutan (ay 43), kesatuan (ay 44) dan kasih (ay 45).  Gereja mula-mula bertumbuh secara kualitatif karena mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam doa, dan dalam ibadah bersama (ay 42, 47). 
Berdasarkan penelitiannya, Christian A. Schwarz, menemukan delapan karakteristik Gereja yang bertumbuh:
1.      Kepemimpinan yang melakukan pemberdayaan.
2.      Pelayanan yang berorientasi pada karunia.
3.      Kerohanian yag haus dan penuh antusiasme.
4.      Struktur pelayanan yang tepat guna
5.      Ibadah yang membangkitkan inpspirasi.
6.      Kelompok kecil yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh.
7.      Penginjilan yang berorientasi pada kebutuhan.
8.      Hubungan yang penuh kasih.
Slogan Gereja yang perlu ada dalam hati seluruh warga Jemaat adalah ”Semua melayani dan melayani semua”.

  1. Pertumbuhan Organik
Pertumbuhan secara organik dicerminkan dalam perkembangan organisasi dan struktural.  Gereja harus secara efektif orang-orang baru ke dalam kehidupan gereja.  Gereja adalah organisme yang kompleks, yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbeda.  Apabila kebutuhan-kebutuan itu tidak terpenuhi, maka akan timbul berbagai masalah.  Akibatnya adalah mungkin gereja akan berhenti bertumbuh secara kualitatif pada titik tertentu karena Gereja tidak mengembangkan kepemimpinan yang cakap dan cukup untuk melayani anggota-anggota baru.  Sementara gereja bertumbuh secara kuantitatif dan kualitatif, gereja juga harus bertumbuh secara organik.  Dengan demikian gereja akan  dapat mempertahankan pertumbuhannya. Hal itu sangat jelas dalam gereja mula-mula kususnya dalam Kis 6, yang mana Rasul-rasul mulai mengembangkan kepemimpinan untuk melayani anggota Jemaat.

PERAN JEMAAT MISIONER
  1. Menggunakan Karunia-Karunia Rohani Bagi Pelayanan
I Kor 12:4-7, memaparkan kasih karunia Tuhan dengan memberikan kepada kita karunia-karunia dan kemudian secara khusus menempatkan kita masing-masing di mana Ia ingin kita mengupayakan karunia itu.  Kita memiliki kepuasan dan sukacita yangsangat besar ketika memusatkan perhatian pada penggunaan karunia-karunia yng dirancang-Nya secara pribadi dengan kita.
I Korintus 7:7: ”Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seprti aku; tetapi seorang menerima dari Tuhan karunia yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu”.
Dikatakan disitu bahwa setiap orang memepunyai karunia.  Tuhan memberikannya kepada kita untuk tujuan membangun tubuh Kristus. Dan kita tidak perlu mengatakan, ”Aduh, coba saya memiliki karunia itu”. Karena Tuhan sudah Tuhan sudah memberikan karunia itu yang cocok dengan kita.
Dalam I Korintus 12, kita lihat disitu bahwa karunia itu berbeda, ekspresi berbada dan pelayanan berbeda tetapi masing-masing dibutuhkan dalam pelayanan.  Setiap orang percaya bertanggung jawab untuk menggunakan karunia itu bagi pelayanan.
I Timotius 4:14, kita harus mengembangkan karunia-karunia itu.  Paulus berkata kepada Timotius, jangan abaikan karunia-karunia yang Tuhan sudah berikan kepadamu. Jadi ketuhuilah karunia itu dan kemabangkanlah dalam pelayanan. Juga I Petus 4:10 dikatakan, gunakanlah karunia-karunia yang Tuhan sudah berikan untuk melayani orang lain.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Buletin Mingguan (BuMing)_Edisi 30 Oktober 2011

admin, ZemKibaid, Buletin Mingguan (BuMing) adalah buletin yang diterbitkan oleh Bidang Pelayanan dan Buletin Jemaat Jayapura. Buletin ini berisi tentang informasi Pelayan pada hari minggu, Jadwal Pelayanan Sepekan, Bahan Doa, Pengucapan Syukur Jemaat, Info Persembahan, Ucapan Selamat, Outline Khotbah, Renungan Sepekan untuk jemaat sekaligus menjadi bahan PA Jemaat pada hari rabu yg bertempat di gereja Abepura dan pada setiap awal bulan ada kuis alkitab. Ini adalah buletin mingguan, yaitu terbit setiap hari minggu.
Buletin Mingguan Edisi 30 Oktober 2011


Rabu, 10 Agustus 2011

Melayani Tuhan sebagai Operator LCD

by: admin, zem kibaid 2011

Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Kelebihan Multimadia adalah menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara dan gerakan. Lembaga riset dan penerbitan komputer yaitu, Computer Technology Reseach (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar. Maka tidak dapat dibantah lagi multimedia sangat efektif untuk menyampaikan sesuatu sehingga menarik perhatian orang.

Pada hari Minggu, 31 Juli 2011 bertempat di gedung gereja di Abepura Jemaat telah mengadakan pelatihan bagi calon operator LCD. Pelatihan ini diikuti sekitar 20 jemaat yang terdiri dari PKM, PKW dan bahkan beberapa penatua. Pelatihan ini didukung oleh peralatan yg terdiri dari 4 buah LCD Projector, 4 buah laptop, sehingga peserta dapat langsung mempraktekkan materi yg diberikan.

Dalam training ini para peserta yang memang sangat awam dalam bidang multimedia di perkenalkan dengan software Easyworship 2009. Dengan software ini lagu-lagu yang dinyanyikan termasuk alkitab dan video dalam suatu ibadah, dapat tampil di layar LCD dengan lebih atraktif. Efeknya jemaat akan lebih nyaman dalam mengikuti jalannya ibadah.

Trainer pada pelatihan ini adalah sdr. Zem. Trainer mengajarkan teori penguasaan program seperti, bagaiman menset monitor menjadi dual view, bagaimana menginput teks lagu dan menampilkannya pada layar LCD, mencari daftar lagu dan banyak penguasaan teknis lainnya. Setelah itu peserta diberi kesempatan untuk mempraktekkan langsung apa yang telah diajarkan.

Training ini bertujuan merekrut jemaat yang bersedia melayani dalam acara-acara gereja baik indoor atau outdoor. Training yang dimulai pukul 13.00 itu berakhir pukul 16.00 sore hari. Kepada para peserta, kami mengucapkan selamat melayani Tuhan sebagai operator LCD. Mohon agar sering melakukan latihan dan memegang komitmen tinggi dalam melayani. Perlu diketahui bahwa bentuk suatu pelayanan bukan hanya di mimbar saja, tetapi apa kita lakukan dengan sungguh-sungguh sebagai operator LCD juga baik di hadapan Tuhan.


Berikut Foto-foto kegiatannya




Rabu, 20 Juli 2011

MENGATASI KEKUATIRAN

Oleh: Pdt. Theopilus Maupa', S.Th

Kuatir adalah istilah lain dari melihat krisis dalam dimensi negative. Apa itu krisis?  Krisis adalah ketika kesulitan terakumulasi menjadi satu sehingga mengakibatkan kondisi yang berbahaya  bagi diri dan hidup kita. Krisis dalam dimensi yang negative adalah krisis yang dilihat semata dari kejadiannya, sedangkan daridimensi positif adalah melihat krisis dari segi manfaatnya. Ingat setiap kejadian  pasti ada manfaatnya atau hikmah dibalik semuanya. 

Beberapa cara mengatasi kekuatiran adalah sebagai berikut:
  1. Melarang diri tidak kuatir (Mat 6:25,34; Luk 12:22; Fil 4:6)
  2. Kekuatiran kadang muncul dari diri sendiri, sehingga cara untuk mengatasinya adalah melarang diri tidak kuatir.Menyadari ”kuatir adalah kebiasaan yang buruk” (Luk 10:41;Amzal 12:25)Kekuatiran adalah kebiasaan yang ssangat buruk, karena itu dengan pertolongan Tuhan mari kita hilangkan kebiasaan itu.
  3. Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan (Maz 55:23; Fil 4:6; I Pet 5:7) Setiap bangun tidur, ucapkan dengan suara kepada Tuhan melalui doa tentang hal-hal yang kita kuatirkan. Karena doa adalah bukti iman seseorang kepada tangan kuasa yang tak kelihatan.
  4. Menyadari hidup kita lebih dari makluk yang lain (Mat 6:25-26) Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia, diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan, karena itu percayalah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita.
  5. Baca dan tandai  ayat-ayat Firman Tuhan yang berisi janji atas hidup kita. Jadikan Firman Tuhan sebagai rhema dalam kehidupan kita.
  6. Jangan berpartisipasi dalam pembicaraan yang negatif. Kita harusnya membina persahabatan dengan orang-orang yang penuh pengharapan.  Bantulah orang-orang yang sedang dilanda kekutiatiran dan pesimismme. Menularkan pikiran poisitif kepada orang lain, supaya meningkatakan semangat juga.
Bahan Diskusi PKW Gereja KIBAID Jemaat Jayapura
08 September 2009

Minggu, 20 Februari 2011

KEMATIAN dan KEBANGKITAN YESUS KRISTUS


Oleh: Pdt. Theopilus Maupa, S.Th
Kematian Yesus Kristus
1.   Pentingnya kematian Yesus Kristus
  a.   Kematian Kristus merupakan pokok dari banyak lambang dan nubuat dalam perjanjian lama
§  Binatang yang dikorbankan untuk pakaian Adam dan Hawa (Kej 3:21)
§  Domba jantan di bukit Moria (Kej 22:13)
§  Ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa (Bil 21:4-9)
§  Domba paskah di Mesir (Kel 12:1-28)
§  Korban-korban yang dibuat oleh orang Israel (Im 1-7)
  b.   Kematian Kristus adalah tujuan utama dari inkarnasi (Mat 10:45)
  c.   Kematian Kristus adalah pokok utama dalam kepercayaan Kristen. Kalau kematian kristus dicabut dari agama Kristen maka agama Kristen tidak ubahnya dengan agama-agama lain.
  d.   Kematian Kristus adalah tema dasariah dari Injil (I Kor 15:1-4)
  e.   Kematian Kristus mutlak bagi keselamatan kita.
§  Anak manusia harus ditinggikan , kalau manusia akan diselamatkan (Yoh 3: 14-15)
§  Biji gandum harus jatuh ke dalam tanah dan mati, kalau akan menghasilkan buah (Yoh 12:24)
§  Kristus harus mati supaya Allah dapat memebenarkan orang

2.   Makna Kematian Kristus
  a.   Sebagai penebusan yang memuaskan Allah
§  Karena merupakan korban pendamaian yang sempurna (Roma 3:25)
§  Karena membuat Allah didamaikan (I Kor 5:18)
§  Karena harga tebusan telah dibayar (Mat 20:28)
§  Karena melalui kematian-Nya, kesucian Allah dipertahankan (Roma 3:24-26)
  b.   Sebagai penebusan yang berhubungan dengan orang berdosa
§  Kesalahan manusia ditebus (Roma 8:33)
§  Pengampunan dianugerahkan kepada manusia (Ef 1:7)
§  Dosa manusia dibasuh dalam darah Anak Domba (Wah 1:5) dan sekarang tidak diingat lagi oleh Bapa (Ibr 10:17)
  c.   Sebagai penebusan yang menggenapi sistim Musa (Mat 5:17)
§  Hukum Musa menuntut suatu korban untuk dosa dan Kristus adalah korban karena dosa (Ibr 9:26)
§  Hukum Musa menuntut penumpahan darah (Ibr 9:22), darah Kristus telah ditumpahkan (Ibr 10:1:19)
§  Hukum Musa menuntut ssuatu pengganti bagi dosa (Im 1:1-4), Kristus adalah pengganti itu (I Pet 3:18)
  d.   Sebagai penebusan yang mengalahkan Iblis (Ibr 2:14)
     e.   Sebagai penebusan yang menyembuhkan (I Pet 2:24; Yes)


Kebangkitan Kristus

1.   Pentingnya kebangkitan Kristus
a.     Bagi pribadiNya
§  Jika Kristus tidak bangkit maka Ia pendusta karena Ia telah menyampaikan bahwa Ia akan bangkit (Mat 20:19)
§  Tanpa kebangkitanNya maka semua yang Dia katakana dapat menjadi hal yang diragukan.
b.     Bagi KaryaNya
Jika Kristus tidak bangkit maka Ia tidak akan hidup untuk melakukan semua pelayananNya setelah kebangkitanNya. Berarti pelayananNya akan berakhir setelah kematianNya. Kerena itu kita tidak akan mempunyai seorang Imam besar, pengantara, pembela atau kepala gereja.
c.     Bagi Injil
§  I Kor 15:3-8 Kematian dan kebangkitan Kristus adalah sangat penting. Injil didasarkan atas dua kenyataan pokok yaitu seorang penebus telah mati dan telah hidup.
§  Jika Krstus tidak bangkit maka sia-sialah pemberitaan para Rasul (I Kor 15:14)
§  Jika Kristus tidak bangkit maka para Rasul adalah saksi dusta. (I Kor 15:15)
§  Bagi orang-orang percaya (I Kor 15:14-19)
§  Jika Kristus tidak bangkit maka iman kita menjadi sia-sia.
§  Jika Kristus tidak bangkit maka kita masih ada dalam dosa.
§  Jika Kristus tidak bangkit maka binasalah orang yang mati dalam Kristus.
§  Jika Kristus tidak bangkit maka orang percaya paling malang dari segala manusia.
d.     Fakta-fakta kebangkitan Kristus
a.Adanya gereja Kristen
b.Adanya hari orang Kristen
c. Adanya buku orang Kristen
d.Adanya kubur yang kosong
e.   Adanya penampakan diri Yesus
f.   Adanya perubahan Murid

2. Hasil-Hasil Kebangkitan Kristus
a. Meyaksikan keAllahan Kristus (Roma 1:4)
b. Menyaksikan bahwa penebusan diterima baik oleh Allah (Roma 4:25)
c. Kristus mendapat tempat yang layak menjadi jurusyafaat dan pemelihara jemaat (I Tim 2:5-6)
d. Menjadi dasar bagi kuasa dan pelayanan orang percaya (Ef 1:18-20)
e. Menjamin kebangkitan orang percaya (Roma 8:11)
f. memberikan bukti bahwa akan ada penghakiman (Kis 10:42)
g. Menyediakan jalan untuk kerajaan yang akan dating (Kis 2:39)