Jemaat Jayapura Mengucapkan

Gereja KIBAID Jemaat Jayapura mengucapkan, Selamat Datang di Blog ini dan Terima Kasih atas Kunjungan Anda, Kiranya Blog ini menjadi berkat bagi Anda



Sabtu, 29 Januari 2011

Tahap-Tahap Pertumbuhan Rohani

Oleh: Pdt. Theopilus Maupa', S.Th

I Korintus 13:11, Ibrani 5: 12-6:1
   Tahap-tahap pertumbuhan rohani ini untuk mengalami Allah secara baru
•   Bukan untuk mengukur kelayakan seseorang
•   Setiap tahap ada keunikan untuk bertumbuh
•   Keragaman pertumbuhan bukan menunjukkan ketidakdewasaan atau ketidakrohanian melainkan menunjukkan kebutuhan yang berbeda bagi setiap orang dalam perjalanan kehidupan rohaninya
   Banyak gereja tidak terbuka dalam hal doktrin, takut bagi jemaat yang pertumbuhan rohaninya masih kanak-kanak menjadi tersandung.  Padahal itulah kebutuhan jemaat.
•   Gereja harus menyadari apa yang perlu bagi jemaat di setiap tahap pertumbuhan rohaninya

Tahap Pertama: Usia 2-7 tahun
•   Tahap penanaman benih kepercayaan, semangat, harapan dan kasih
•   Apa yang diajarkan diterima begitu saja, sehingga mudah dieksploitasi, dimanipulasi dan diindroktinasi.
•   Seperti usianya, dalam memberikan pengajaran dengan cara ditakut-takuti.

Tahap Kedua: Usia 8-16 tahun
•   Menerima pengajaran iman, moralitas dan sikap secara literal
•   Makna rohani tidak dikenal atau dimengerti
•   Sangat legalistik, perfeksionis dalam mentaati hukum, kaku seperti orang farisi (Matius 9:17)
•   Memahami Allah seperti yang digambarkan dalam mitos, karena sangat literal dalam memahami kitab suci
•   Perlu penanganan yang bijak

Tahap Ketiga: Usia 17-24 tahun
•   Otoritas eksternal: Ada faktor luar yang mengendalikan dirinya seperti kebiasaan, tradisi, dan orang lain atau organisasi
•           Tidak menguji pengajaran tetapi hanya mentaatinya
•   Pengajaran yang diterima dipertahankan dan dibela secara fanatik , tetapi tidak menganalisisnya
•   Simbol dan upacara sama dengan iman kepada Allah
•   Merobek Alkitab sama dengan menghujat dan menghina Allah
•   Tidak ibadah atau tidak ikut pengajaran = tidak taat
•   Tahap ini adalah zona nyaman, seperti ikan dalam air (Yeremia 48:11-12)
•   Mulai berhenti dalam pertumbuhan iman
•   Melakukan apa yang gereja minta
•   Membutuhkan dukungan, persekutuan, keamanan, keyakinan
•   Menyembunyikan pertanyaan-pertanyaan soal iman dan pengajaran
•   Selama ibadah menyenangkan dan membangun, mereka tidak mempertanyakan penggunaan kata-kata dan metode yang asing dalam upacara
•   Perubahan dan pertanyaan bagi mereka adalah penyangkalan iman Kristen dan perlawanan kepada Allah
•   Identitasnya berdasarkan satu aspek pikiran atau satu pandangan teologia.  Yang berbeda adalah jenis Kristen lain
•   Mencari simbol-simbol kehadiran Allah berupa mujisat, karunia, emosi, upacara, kesuksesan, dan menjadi putus asa ketika tidak mendapatkan simbol tersebut.  Karena simbol = Allah

Tahap Keempat: Usia 25-34 tahun
•   Dia bagaikan ikan yang keluar dari air.  Meninggalkan rumah secara fisik dan emosional
   Perpindahan ini menyakitkan, menakutkan dan tanpa arah
•   Dia menjadi asing dan ancaman bagi keluarga dan teman yang tidak mau berubah
•   Otoritas menjadi internal, dia bukan orang yang sedang memainkan perannya sebagai gembala, bapak, pengusaha, dan lainnya.
•   Dia tidak membiarkan otoritasnya ditentukan orang lain
•   Dia mengecewakan banyak orang , beresiko kegagalan, menentang norma-norma masyarakat
•   Dia mulai memikirkan secara kritis sistem nilai dan makna.  Tidak menerima pengajaran begitu saja
•   Radikal dalam mengkritik yaitu demitologisasi dan deobjektivikasi
•   Dia menjadi nihilistik dan tidak percaya segala sesuatu
•   Setiap orang dan segala sesuatu dikritik, dipertanyakan dan dianggap salah, contoh: pemimpin menjaga jarak adalah sombong, rendah hati adalah tidak punya harga diri, biasa-biasa saja adalah tidak punya pendirian.
•   Makna simbol terpisah dari simbol itu sendiri, contohnya: tidak harus orang yang mengenakan jubah pendeta atau makan roti perjamuan adalah orang suci dan rohani.
•   Orang seperti ini perlu dirangkul, karena sedang dalam pencarian lebih dalam lagi mengalami Allah

Tahap Kelima: Usia 35-40 tahun
•   Mulai sadar kehidupan adalah kompleks
•   Sadar bahwa pengetahuan manusia terbatas
•   Melihat segala sesuatu dari berbagai perspektif
•   Melihat banyak kebenaran di luar sana
•   Sadar bahwa semua jawaban tidak dapat ditemukan
•   Ada banyak misteri dalam kehidupan ini
•   Simbol, cerita dan gambar tidak sekedar diterima secara literal, tetapi ditafsir, dikaji dan dibaharui
•   Demitologisasi ditempatkan pada tempat yang sepatutnya
•   Terbuka pada hal-hal yang baru
•   Menjalin hubungan secara baru, menerima semua orang dan golongan secara empati
•   Pluralistik, tidak kaku (Matius 9:17)
•   Tetap memiliki/berpegang pada keyakinannya

Tahap Keenam: Usia 41 tahun keatas
•   Semua orang dilihat sebagai wajah Tuhan
•   Dia begitu mengasihi dunia ini, tetapi juga siap kehilangan semua yang ia miliki dalam dunia ini
•   Banyak orang ingin sepertinya tetapi tidak dapat mengerjakan
•   Banyak orang pun tidak suka dengan orang ini, khususnya keluarganya