Jemaat Jayapura Mengucapkan

Gereja KIBAID Jemaat Jayapura mengucapkan, Selamat Datang di Blog ini dan Terima Kasih atas Kunjungan Anda, Kiranya Blog ini menjadi berkat bagi Anda



Sabtu, 29 Oktober 2011

PERAN JEMAAT MISIONER DALAM PERTUMBUHAN GEREJA

Oleh: Pdt. Theopilus Maupa’

PENDAHULUAN
Pada Sidang Sinode Am (SSA) XIV Gereja KIBAID tanggal 27-30 Mei 2008 di Rantepao Tana Toraja telah ditetapkan visi Gereja KIBAID untuk periode 2008-2012 yaitu ”Terwujudnya Jemaat Misioner”.  Visi ini menjadi arah dan tujuan organisasi Gereja KIBAID dalam pembinaan dan pengembangan pelayanan warga jemaat.  Visi ini juga  diharapkan dapat membangkitkan antusiasme dan komitmen dari seluruh warga Gereja KIBAID menjadi warga yang misioner untuk mewujudkan amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.

      Yesus berkata: ”… Aku  akan mendirikan jemaatKU dan alam maut tidak akan mengusainya (Mat 16:18).  Di sini Yesus menggambarkan gerejaNya sebagai kekuatan yang akan menang.  Penyebab kemenangan Gereja terletak pada kekuatan Tuhan yang tidak dapat dikalahkan. Umat Tuhan akan menang karena Tuhan yang memimpin mereka.  Karena itu Gereja dapat menggunakan selengkap senjata Tuhan (Ef 6:11-17) dan tanpa gentar. Gereja dapat menyusup masuk ke mana pun dan di semua tempat di mana kejahatan berdiam . jadi alangkah indahnya dan idealnya posisi gereja itu.  Peluang dan kesempatan seprti itu dapat dimanfaatkan oleh warga jemaat jika jemaat menjadi  misioner.

Pengertian Jemaat Misioner
A. Misioner artinya bersifat misi
B. Misi adalah:
Ø  Perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan suatu tugas khusus di bidang ddiplomatik, politik, perdagangan, kesenian dan lain-lain.
Ø  Kegiatan menyebarkan kabar gembira atau Injil dan mendirikan jemaat-jemaat setempat, yang dilakukan atas dasar pengutusan sebagai kelanjutan misi Kristus.
Ø  Tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme dan lain-lain.

C. Jadi Jemaat misioner adalah jemaat yang sadar akan kewajibannya yang harus dilakukan     kepada Yesus, GerejaNya dan dunia.
Jemaat yang misioner bukanlah superboy atau superman, bukanlah jemaat yang serba bisa, manusia setengah dewa yang mahir dalam segala bidang. Jemaat yang misioner ialah ketika menemukan rancangan Tuhan bagi dirinya, kemudian menjalani kehidupannya sesuai dengan rancangan itu.  Dengan kata lain, tampil sebagai jemaat yang mendayagunakan potensi yang Tuhan karuniakan kepadanya, baik bakat maupun karunia roh.  Jadi jemaat yang misioner adalah jemaat yang menganut pepatah ”The right man on the right place”.  Ia adalah orang tepat di tempat yang tepat.

Persoalannya ialah banyak orang yang tidak menerima dirinya sendiri, ia maunya seperti orang lain. Tentu ia akan gagal dalam bersaing di bidang keunggulan orang lain.  Tuhan tidak menghendaki kita demikian.  Justru karena itu Tuhan memberikan bakat dan karunia yang berbedda-beda kita agar kita melakonkan peran yang dirancang oleh Tuhan kepada kita, itu pulalah yang akan diperttanggungjawabkan kelak.

Adapun ciri-ciri Jemaat misioner seperti yang terkandung dalam visi dan misi Gereja KIBAID adalah: menghormati otoritas Alkitab, haus dan llapar akan Firman Allah, kehidupan doa yang konsisten, setia dallam ibadah, kuat dalam persekutuan, sehat dalam kehidupan kelaurga, pengelola yang bertanggung jawab, mempraktekkan karunia rohani, memiliki kesaksian yang baik, penginjilan yang berkesinambunagan, pemuridan yang teratur dan terbuka pada perubahan.

Komponen Pertumbuhan Gereja
Tujuan Jemaat Misioner adalah agar Gereja dapata bertumbuh.  Ada tiga komponen        pertumbuhan Gereja:
  • Pertumbuhan kuantitatif
Pertumbuhan kuantitatif atau jumlah sering disebut dalam Kisah Para Rasul, sehingga pertumbuhan kuantitatif adalah alkitabiah.  Gereja mula-mula bertumbuh secara kuantitatif dari 120 orang bertambah menjadi 3.120 orang, kemudian bertambah lagi enjadi 5.000 orang, dan terus bertambah menjadi puluhan ribu orang dalam waktu yang relatif singkat (Kis 2:41; 4:4; 6:7; 11:21; 21:20).

  • Pertumbuhan Kualitatif
  • Di samping pertumbuhan secara kuantitatif, Gereja harus bertumbuh secara kualitatif.  Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 dijelaskan tentang orang-orang percaya yang sedang bertumbuh secara kualitatif dalam hubungan mereka dengan Kristus dan diantara orang-orang percaya. Pertumbuhan kualitatif ini dicerminkan dalam perubahan tingkah laku dan karakter, dimana mereka hidup dalam ketakutan (ay 43), kesatuan (ay 44) dan kasih (ay 45).  Gereja mula-mula bertumbuh secara kualitatif karena mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam doa, dan dalam ibadah bersama (ay 42, 47). 
Berdasarkan penelitiannya, Christian A. Schwarz, menemukan delapan karakteristik Gereja yang bertumbuh:
1.      Kepemimpinan yang melakukan pemberdayaan.
2.      Pelayanan yang berorientasi pada karunia.
3.      Kerohanian yag haus dan penuh antusiasme.
4.      Struktur pelayanan yang tepat guna
5.      Ibadah yang membangkitkan inpspirasi.
6.      Kelompok kecil yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh.
7.      Penginjilan yang berorientasi pada kebutuhan.
8.      Hubungan yang penuh kasih.
Slogan Gereja yang perlu ada dalam hati seluruh warga Jemaat adalah ”Semua melayani dan melayani semua”.

  1. Pertumbuhan Organik
Pertumbuhan secara organik dicerminkan dalam perkembangan organisasi dan struktural.  Gereja harus secara efektif orang-orang baru ke dalam kehidupan gereja.  Gereja adalah organisme yang kompleks, yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbeda.  Apabila kebutuhan-kebutuan itu tidak terpenuhi, maka akan timbul berbagai masalah.  Akibatnya adalah mungkin gereja akan berhenti bertumbuh secara kualitatif pada titik tertentu karena Gereja tidak mengembangkan kepemimpinan yang cakap dan cukup untuk melayani anggota-anggota baru.  Sementara gereja bertumbuh secara kuantitatif dan kualitatif, gereja juga harus bertumbuh secara organik.  Dengan demikian gereja akan  dapat mempertahankan pertumbuhannya. Hal itu sangat jelas dalam gereja mula-mula kususnya dalam Kis 6, yang mana Rasul-rasul mulai mengembangkan kepemimpinan untuk melayani anggota Jemaat.

PERAN JEMAAT MISIONER
  1. Menggunakan Karunia-Karunia Rohani Bagi Pelayanan
I Kor 12:4-7, memaparkan kasih karunia Tuhan dengan memberikan kepada kita karunia-karunia dan kemudian secara khusus menempatkan kita masing-masing di mana Ia ingin kita mengupayakan karunia itu.  Kita memiliki kepuasan dan sukacita yangsangat besar ketika memusatkan perhatian pada penggunaan karunia-karunia yng dirancang-Nya secara pribadi dengan kita.
I Korintus 7:7: ”Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seprti aku; tetapi seorang menerima dari Tuhan karunia yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu”.
Dikatakan disitu bahwa setiap orang memepunyai karunia.  Tuhan memberikannya kepada kita untuk tujuan membangun tubuh Kristus. Dan kita tidak perlu mengatakan, ”Aduh, coba saya memiliki karunia itu”. Karena Tuhan sudah Tuhan sudah memberikan karunia itu yang cocok dengan kita.
Dalam I Korintus 12, kita lihat disitu bahwa karunia itu berbeda, ekspresi berbada dan pelayanan berbeda tetapi masing-masing dibutuhkan dalam pelayanan.  Setiap orang percaya bertanggung jawab untuk menggunakan karunia itu bagi pelayanan.
I Timotius 4:14, kita harus mengembangkan karunia-karunia itu.  Paulus berkata kepada Timotius, jangan abaikan karunia-karunia yang Tuhan sudah berikan kepadamu. Jadi ketuhuilah karunia itu dan kemabangkanlah dalam pelayanan. Juga I Petus 4:10 dikatakan, gunakanlah karunia-karunia yang Tuhan sudah berikan untuk melayani orang lain.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih karena telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah saya. saya juga orang Kibaid yang sekarang berjemaat di GKJ Paku Makale dan sekarang di GKJ Batubara A. Laut. sukses terus Kibaid Jayapura dan sampai bertemu di Natal Umum 2015. TYM